KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah kimia ini dengan judul “Unsur Periode Ketiga”. Makalah ini,
disusun guna memenuhi tugas Kimia.
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan agar siswa -
siswi dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang unsur – unsur kimia
khususnya unsur periode ketiga, dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
perolehan hasil belajar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk
meningkatkan kualitas makalah ini.
Brebes,
21 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... .. 1
1.1.
Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah................................................................. 1
1.3.
Tujuan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1. Definisi................................................................................... 3
2.2. Proses Pembuatan
Unsur periode Ketiga........................... 4
2.3. Sifat Fisis dan Sifat
Kimia Unsur Periode Ketiga.............. 5
2.4. Reaksi - reaksi pada
periode ke-3........................................ 7
2.5. Kegunaan dan Bahaya
Unsur-Unsur periode ketiga........ 10
2.6.
Keberadaan Alam Unsur Periode 3.................................... 12
BAB III PENUTUP....................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan............................................................................ 13
3.2.
Saran...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya
akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah
sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur
kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron.
Brdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam,
nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia
dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari
golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Adapun golongan
tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan
aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat
dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam
unsur-unsur seperiode dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam.
Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat
fisika yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah
Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P),
Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan
(Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas
elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat
unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S,
Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin,
sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa
(makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk struktur molekul
sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas monoatomik.
Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk berbagai
senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai
bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih
logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam
yang dibutuhkan.
1.2.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana proses pembuatan
unsur periode?
2.
Jelaskan sifat fisis dan
sifat kimia pada unsur periode 3?
3.
Apa saja reaksi pada unsur
periode 3?
4.
Apa saja kegunaan dan bahaya
unsur periode 3?
5.
Jelaskan keberadaan alam
unsur periode 3?
1.3.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana
proses pembuatan unsur periode ke 3?
2.
Untuk mengetahui sifat
,kegunaan dan bahaya pada unsure periode ke3?
3.
Untuk mengetahui keberadaan
alam pada unsursis periode ke3?
4.
Untuk mengetahui reaksi pada
unsur periode ke 3?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi
1.
Natrium
atau sodium (Na)
adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang
termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam
senyawa alam. Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air.
Natrium memiliki nomor atom 11 dan berat atom 22,99.
2.
Magnesium
(Mg)
adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak
pada air laut. Magnesium memiliki nomor atom 12 dan berat atom 24,31.
3.
Aluminium
(Al)
adalah elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi
dan paling Sulfur atau belerang (S) berlimpah ketiga.Alumunium memiliki nomor
atom 13 dan berat atom 26,98.
4.
Silikon
(Si)
adalah elemen
terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya. Lebih dari
90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa)
setelah oksigen. Silikon memiliki nomor atom 14 dan berat massa 28,09.
5.
Fosfor (P)
berupa jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka
seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang
dicampur dengan mangan. Fosfor memiliki nomor atom 15 dan berat massa 30,97.
adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
Belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat.
Belerang memiliki nomor atom 16 dan berat massa 32,06
6.
Klor
(Cl)
adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam
dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir
semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Unsur ini termasuk kelompok halogen berbentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan
sangat beracun. Klor memiliki nomor atom 17 dan berat massa 35,45.
7.
Argon (Ar)
adalah
elemen yang hampir tidak mengalami reaksi kimia. Argon merupakan kelompok golongan Gas mulia. Argon membentuk 1% dari atmosfer bumi. Argon memiliki nomor atom 18 dan berat massa 39,95.
2.2.
Proses Pembuatan Unsur
periode Ketiga
1. Unsur Natrium
diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode besi dan
anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk pada
katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah.
Dalam proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar
natrium yang terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar.
Hasil samping elektrolisis ini adalah klorin
2. Unsur Magnesium
diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida. Sekarang ini, Mg
juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO
dengan karbon.
3. Unsur Aluminium
diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses
ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam
tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode
berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam campuran.
4. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk
aluminium pada suhu tinggi.
5. Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir
dalam pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air
sebagai P4.
6. Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak
belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses ini pipa logam
berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam
sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan
udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang
yang keluar mencapai 99,5%.
7. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan
mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis
8. Unsur Argon dihasilkan
dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung 0.94% Argon.
2.3.
Sifat
Fisis dan Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga
1.
Sifat
Fisis Unsur Periode Ketiga
Tabel Titik leleh dan
titik didih
Senyawa
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Titik leleh
|
97,81
|
648,8
|
660,37
|
1,410
|
44,1
|
119,0
|
-101
|
-184,2
|
Titik didih
|
903,8
|
1,105
|
2467
|
2,355
|
280
|
44,67
|
-35
|
-185,7
|
Berdasarkan tebel tersebut, diketahui bahwa
unsur Na, Mg, Al, Si, P, dan S berwujud padat pada suhu ruangan karegafna
unsur-unsur tersebut memilliki harga titik leleh dan titik didih di atas suhu
ruangan (250C). Unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki harga titik leleh
dan titik didih di bawah suhu ruangan.
2.
Sifat
Kimia Unsur Periode Ketiga
a. Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi
“Dari kiri ke kanan, Sifat reduktor berkurang dan
sifat oksidator bertambah”
Sifat pereduksi
semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur periode ke tiga
ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Tabel potensial
reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.
Sifat Senyawa
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
Potensial reduksi
|
-2,711
|
-2,375
|
-1,706
|
-
|
-
|
-0,508
|
+1,358
|
-
|
Natrium merupakan
pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih lemah
dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas.
Contoh :
Mg (5) + H2O (l)
(tidak bereaksi)
Mg (5) + 2H2O (l) (panas)
Mg (OH)2 + H2 (g)
Sedangkan silikon
memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga silicon
yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g)
Si O2(5)
Si (5) + 2Cl2 (g)
Si Cl4 (l)
b. Asam dan Basa
Unsur – unsur dalam
satu periode makin ke kanan makin kuat menarik elektron. Jadi unsur periode
ketiga, “Semakin ke kanan, sifat basa makin
berkurang, dan sifat asam makin
bertambah”. Sifat asam adalah sifat yang
berkaitan dengan sifat nonlogam, sedangkan sifat basa adalah sifat
yang berkaitan dengan sifat logam.
M = semua unsur periode ketiga kecuali Argon
Senyawa yang dapat
bertindak sebagai basa dengan memutuskan MOH sehingga terbentuk ion
hidroksida ( OH- ).
M-OH
M+ ( aq ) + OH- ( aq)
Senyawa dengan
struktur diatas dapat pula bertindak sebagai asam dengan memutuskan
ikatan MO-H sehingga berbentuk ion hidrogen ( H+ ).
M-OH
M- ( aq ) + OH+ ( aq)
c. Sifat Logam dan Non Logam
Unsur-unsur periode
ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam , sedangkan unsur-unsur P,
S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memilih
sifat peralihan antara logam nonlogam sehingga disya ebut unsur meteloid
(semi logam). Ar termasuk golongan gas mulia yanng bersifat inert ( sulit
bereaksi) sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam unit ini.
Logam memiliki sifat
dapat menghantarkan listrik, padatannya dapat ditempa, dan permukaannya
memiliki kilap khas logam. Adapun nonlogam umumnya tidak memiliki sifat-sifat
tersebut. Unsur logam cenderung membentuk ion positif, sedangkan unsur nonlogam
cenderung membentuk ion negatif. Sifat logam unsur-unsur periode ketiga, dan
kiri ke kanan semakin lemah. Hal ini berhubungan dengan harga
keeletronegatifannya yang semakin bertambah.
Na
Mg Al
Si
P
S
Cl
Keeloktronegatifan dan sifat nonlogam semakin
bertambah
2.4.
Reaksi - reaksi pada periode ke-3
1.
Reaksi dengan Air
a. Natrium
Natrium mengalami
reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan larutan
NaOH yang tak berwarna.
b. Magnesium
Magnesium mengalami
reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap air.
Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya
akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng
magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan
pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar
dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan
hidrogen.
c. Aluminium
Serbuk alumunium
dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya
berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada
logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
d. Silikon
Umumnya silikon
abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak reaktif.
Banyak sumber
menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi
menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen
Tapi juga mungkin
untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi
dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
e. Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
f. Klor
Klor dapat larut
dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna hijau. Terjadi
reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.
g. Argon
Argon tidak bereaksi dengan
air
2.
Reaksi dengan Klor
a.
Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga
menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
b. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat
menghasilkan magnesium klorida.
c. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan
melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung.
Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning
sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke
gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
d. Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang
dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida.
Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat
terkondensasi.
e. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan
campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor
triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida
adalah padatan putih (hampir kuning).
f. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang
dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak
sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
g. Klor dan Argon
Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor
bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak bereaksi dengan klor.
3.
Reaksi dengan Oksida
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk
oksida melalui reaksi pembakaran dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada
masing-masing unsur adalah sebagai berikut :
a. Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen.
Logam Natrium yang terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen
membentuk oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna kuning.
4 Na(s) +
O2(g) ——> 2 Na2O(s)
b. Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara
(terutama gas oksigen) menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai
dengan pembentukan oksida berwarna putih.
2 Mg(s) + O2(g) ——> 2
MgO(s)
c. Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya
serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung
menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen,
maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan
terbentuk. Oksida ini berwarna putih.
Al(s) + 3 O2(g) ——> 2
Al2O3(s)
d. Silikon Oksida (Silika)
Si(s) + O2(g) ——>
SiO2(s)
e. Fosfor (V) Oksida
Fosfor putih secara spontan menangkap api di
udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor
(III) oksida dan fosfor (V) oksida.
Untuk fosfor (III)
oksida:
f. Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida
Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat
dipanaskan dan akan menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO2). Oksida
ini dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang dikatalisis
oleh Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas
Belerang Trioksida (SO3).
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan
pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur
dioksida yang tak berwarna.
S(s) + O2(g) ——>SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)
g. Klor (VII) Oksida dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak
langsung bereaksi dengan oksigen.
Cl2(g) + 7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)
h. Argon
Argon tidak bereaksi
dengan oksigen.
2.5.
Kegunaan dan Bahaya Unsur-Unsur periode ketiga
1.
Natrium
Kegunaan :
ü Dipakai dalam pembuatan
ester
ü NaCl digunakan oleh
hampir semua makhluk
ü Na-benzoat dipakai dalam
pengawetan makanan
ü Na-glutamat dipakai
untuk penyedap makanan
ü Isi dari lampu kabut
dalam kendaraan bermotor
ü NaOH dipakai untuk
membuat sabun, deterjen, kertas
ü NaHCO3 dipakai
sebagai pengembang kue
ü Memurnikan logam K, Rb,
Cs
ü NaCO3 Pembuatan
kaca dan pemurnian air sadah
Bahaya : jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan
meledak! Jika terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit
telanjang, akan membentuk dan mulai larut melalui kulit.
2.
Magnesium
Kegunaan:
ü Dipakai pada proses
produksi logam, kaca, dan semen.
ü Untuk membuat konstruksi
pesawat. Logamnya disebut magnalum.
ü Pemisah sulfur dari besi
dan baja.
ü Dipakai pada lempeng
yang digunakan di industri percetakan.
ü Untuk membuat lampu
kilat.
ü Sebagai katalis reaksi
organik.
Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu
terbakar, ia melepaskan kalor yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya
yang dipancarkan sangat menyilaukan dan dapat membutakan mata.
3.
Alumunium
Kegunaan :
ü Banyak dipakai dalam
industri pesawat
ü Untuk membuat konstruksi
bangunan
ü Dipakai pada berbagai
macam aloi
ü Untuk membuat magnet
yang kuat
ü Tawas sebagai penjernih
air
ü Untuk membuat logam
hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
ü Membuat berbagai alat
masak
ü Menghasilkan permata bewarna-warni
: Sapphire, Topaz, dll.
Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika
dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan
dengan karbon akan menyebabkan pemanasan global.
4.
Silikon
Kegunaan :
ü Dipakai dalam pembuatan
kaca
ü Terutama dipakai dalam
pembuatan semi konduktor
ü Digunakan untuk membuat
aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
ü Untuk membuat enamel
ü Untuk membuat IC
Bahaya : Silikon yang
digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah dan
melumpuhkan beberapa otot wajah.
5.
Fosfor
Kegunaan
:
ü Dipakai pada proses
produksi logam, kaca, dan semen
ü Untuk membuat konstruksi
pesawat. Logamnya disebut magnalum
ü Pemisah sulfur dari besi
dan baja
ü Dipakai pada lempeng
yang digunakan di industri percetakan
ü Untuk membuat lampu
kilat
ü Sebagai katalis reaksi
organic
Bahaya : Jika biji fosfor
diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan terjadinya limbah
radioaktif.
6.
Belerang
Kegunaan :
ü Dipakai sebagai bahan
dasar pembuatan asam sulfat
ü Digunakan dalam baterai
ü Dipakai pada fungisida
dan pembuatan pupuk
ü Digunakan pada korek dan
kembang api
ü Digunakan sebagai
pelarut dalam berbagai proses
Bahaya : Belerang dalam bentuk
H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian, sedangkan dalam
bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
7.
Klor
Kegunaan :
ü Dipakai pada proses
pemurnian air
ü Cl2 dipakai pada
disinfectan
ü KCl digunakan sebagai
pupuk
ü ZnCl2 digunakan sebagai
solder
ü NH4Cl digunakan
sebagai pengisi batere
ü Digunakan untuk
menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
ü Dipakai untuk membunuh
bakteri pada air minum
ü Dipakai pada berbagai
macam industry
Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan
lendir dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada
konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal
setelah terhisap dalam-dalam.
8.
Argon
Kegunaan :
ü Sebagai pengisi bola
lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
ü Dipakai dalam industri
logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
ü Untuk membuat lapisan
pelindung pada berbagai macam proses
ü Untuk mendeteksi sumber
air tanah
ü Dipakai dalam roda mobil
mewah
Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas
karena udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
2.6.
Keberadaan Alam Unsur Periode 3
Di alam aluminium
banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat (KalSi3O6)
dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam
keadaan murni dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu,
aluminium silikat kurang disebut tanah liat.
Selain dalam bentuk
silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk oksidasinya
yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai
bentuk, diantaranya sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang
sangat kasar. Batu kasar ini dikenal dengan baukasit.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas
kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu golongan A
(golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan
menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan
sehari-hari, unsur-unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan
kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena
semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk
logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari
sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
3.2. Saran
Saran yang kami dapat
berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan kimia, lebih baik anda
lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai. Ketelitian itu penting
dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat membuat kerusakan
besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya membaca dari satu sumber
saja, karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sutresna, Nana dan Sustrinawati, Riani.
2006. Kimia untuk Kelas XII IPA Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Bandung:
Grafindo Media Pratama
Sunardi. 2009. Makala Unsur Periode
ke3.
http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.
Purba, Michael. 2007. Unsur-unsur
Periode ke3
http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.
Anda pencinta permainan poker?
ReplyDeleteMau bonus setiap hari?
Mari join bersama kami di POKERVITA
Info hub
WA:0812 2222 996