Monday, December 12, 2016

Makalah Purse Sein

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sumberdaya perikanan merupakan kekayaan alam milik bersama (common property) dan siapapun boleh memanfaatkannya (open access). Paradigma ini dipahami dengan pengelolaan sumberdaya perikanan yang tidak terbatas, sehingga mengakibatkan beberapa wilayah perairan kita mengalami over fishing. Informasi dari lapang mengatakan bahwa keterbatasan sumberdaya perikanan membuat nelayan semakin sulit untuk mendapatkan hasil tangkapan, kondisi ini disikapi dengan berbagai cara, di antaranya meningkatkan kecepatan kapal untuk menangkap ikan dengan menambah daya atau jumlah mesin kapal atau dengan memperlebar ukuran jaring pukat cincin (purse seine). Penambahan daya dan jumlah mesin kapal tanpa disadari dapat menyebabkan biaya operasi (operation cost) semakin membengkak sedangkan sumberdaya ikan semakin terbatas. Kondisi ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat dan menimbulkan konflik antar nelayan.
Pukat cincin (Purse seine) merupakan alat tangkap berupa jaring berukuran besar, dimana cara pengoperasiaannya melingkari ikan yang sedang berkumpul atau yang membentuk gerombolan. Prinsip penangkapan dengan pukat cincin (purse seine) adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan akhirnya terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap ikan dengan hasil yang maksimal, sehingga dapat memenuhi segala permintaan dari masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan pukat cincin (Purse seine) ?
2.      Bagaimana tehnik pengoperasian alat tangkap  pukat cincin (purse seine) dan hasil tangkapannya ?
3.      Dimanakah lokasi tempat nelayan menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin (Purse seine) ?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk megetahui yang dimaksud dengan pukat cincin (Purse seine).
2.      Untuk mengetahui Bagaimana metode pengoperasian alat tangkap  pukat cincin (purse seine) dan hasil tangkapannya.
3.      Untuk mengetahui lokasi tempat nelayan menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin (Purse seine).




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pukat Cincin (Purse Seine)
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal pembantu.
Purse seine biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut.

B.     Deskripsi Alat Tangkap
Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
1.      Kantong (bag, bunt)
2.      Badan jaring
3.      Tepi jaring
4.      Pelampung (float)
5.      Tali pelampung (float line)
6.      Sayap (wing)
7.      Pemberat  (sinker, lead)
8.      Tali penarik (purse line)
9.      Tali cincin (purs ring)
10.  Selvage (srampatan)

C.    Prospektif  Pukat Cincin (Purse seine)
Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain). Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1.      Karakteristik
Dengan menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat sistem. Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan lain-lain akan menjadi lebih mudah.
2.      Bahan dan Spesifikasinya
a.      Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1)     Jaring utama, bahan nilon
2)     Jaring sayap, bahan dari nilon
3)     Jaring kantong
Srampatan (Selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (Selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
b.      Tali temali
1)      tali pelampung.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
2)      tali ris atas.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.
3)      tali ris bawah.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.
4)      tali pemberat.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
5)      tali kolor bahan.
Bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
6)      tali slambar
bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
c.       Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
d.      Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
e.       Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
f.       Konstruksi
Menurut Sadhori (1985), purse seine di bedakan berdasarkan empat bagian besar yaitu :

1)      Berdasarkan bentuk jaring utama
a)    Persegi atau segi empat

Gambar 1. Purse Seine segi empat
b)   Trapesium atau potongan

Gambar 2. Purse Seine trapesium
c)    Lekuk.

Gambar 3. Purse Seine lekuk
2)      Berdasarkan jumlah kapal yang di gunakan pada waktu operasi
a)    Tipe satu kapal (one boat system); dan

Gambar 4. Purse Seine tipe satu kapal
b)   Tipe dua kapal (two boat system).

Gambar 5. Purse Seine tipe dua kapal
3)      Berdasarkan spesies ikan yang menjadi tujuan penangkapan
a. Purse seine tuna
b. Purse seine layang
c. Purse seine kembung, dan lain sebagainya
4)      Berdasarkan waktu operasi yang dilakukan
a.     Purse seine siang hari, dan
b.    Purse seine malam hari.

D.    Teknik Pengoperasian Pukat Cincin (Purse Seine)
Menurut Ayodhyoa (1981) prinsip penangkapan dengan purse seine adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan akhirnya terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.
Ada beberapa tahap dalam kegiatan penangkapan ikan dengan purse seine, yaitu (1) menemukan kawanan ikan terlebih dahulu, (2) menentukan / mendeteksi kuantitas kawanan ikan (3) menentukan faktor-faktor oseanografi seperti kekuatan, kecepatan dan arah angin maupun arus, serta menentukan arah dan kecepatan kawanan ikan, (4) melakukan penangkapan yaitu dengan melingkarkan jaring dan menarik purse line dengan cepat supaya kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri dari arah vertikal maupun horizontal, dan (5) jaring diangkat dan ikan dipindahkan dari bagian bunt ke palka dengan scoop net. Ikan-ikan palagis kecil yang merupakan tujuan penangkapan purse seine adalah suka bergerombol diantara jenis ikan itu sendiri maupun bersama-sama dengan jenis ikan lainnya dan tertarik pada cahaya maupun benda terapung. Oleh sebab itu jika ikan belum terkumpul pada suatu catchable area atau jika ikan berada di luar area tangkapan jaring maka dapat diusahakan ikan datang dan berkumpul menggunakan cahaya dan rumpon (ayodhyoa, 1981).

E.     Hasil Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-lain.

F.     Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1.     Aspring layer of water temperature adalah areal permukaan dari laut
2.     Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3.     Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dan lain-lain).







BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal.
2.      Tehnik yang dilakukan dalam pengoprasian alat tangkap pukat cincin (purse seine) adalah yang pertama menemukan gerombolan ikan, menentukan kuantitas kumpulan ikan, menentukan faktor-faktor oseanografi, melakukan   penangkapan dengan melingkarkan jaring dan menarik dengan cepat dan jaring diangkat dan ikan dipindahkan.
3.      Hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap purse seine adalah ikan-ikan pelagic seperti ikan laying, ikan kembung, ikan lemuru dan lain-lain.
4.      Daerah penangkapan yang dapat tercapai yaitu pantai utara Jawa dan pantai Selatan.

B.     Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam penulisan makalah ini yaitu sebaiknya mahasiswa lebih banyak mencari informasi tentang jenis-jenis alat tangkap dan tehnik pengoprasiannya agar dapat mengaplikasikan di lapangan.

1 comment:

  1. Mohon ijin. Sebaiknya dicantumkan lagi cara perawatan dan perbaikan alat tangkapnya👍 good luck.

    ReplyDelete