BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumberdaya perikanan merupakan kekayaan alam milik bersama (common property) dan siapapun boleh
memanfaatkannya (open access).
Paradigma ini dipahami dengan pengelolaan sumberdaya perikanan yang tidak
terbatas, sehingga mengakibatkan beberapa wilayah perairan kita mengalami over
fishing. Informasi dari lapang mengatakan bahwa keterbatasan sumberdaya
perikanan membuat nelayan semakin sulit untuk mendapatkan hasil tangkapan,
kondisi ini disikapi dengan berbagai cara, di antaranya meningkatkan kecepatan
kapal untuk menangkap ikan dengan menambah daya atau jumlah mesin kapal atau
dengan memperlebar ukuran jaring pukat cincin (purse
seine).
Penambahan daya dan jumlah mesin kapal tanpa disadari dapat menyebabkan biaya
operasi (operation cost) semakin
membengkak sedangkan sumberdaya ikan semakin terbatas. Kondisi ini menyebabkan
persaingan yang semakin ketat dan menimbulkan konflik antar nelayan.
Pukat
cincin (Purse seine) merupakan alat tangkap berupa jaring berukuran besar,
dimana cara pengoperasiaannya melingkari ikan yang sedang berkumpul atau yang
membentuk gerombolan. Prinsip penangkapan dengan pukat cincin (purse
seine)
adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring
dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan akhirnya
terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup
gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.
Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap ikan dengan hasil yang maksimal,
sehingga dapat memenuhi segala permintaan dari masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan pukat cincin (Purse seine) ?
2.
Bagaimana
tehnik pengoperasian alat tangkap pukat cincin (purse seine) dan hasil tangkapannya ?
3.
Dimanakah lokasi tempat nelayan
menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin (Purse seine) ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk megetahui yang dimaksud dengan
pukat cincin (Purse seine).
2.
Untuk mengetahui Bagaimana metode pengoperasian alat tangkap pukat cincin (purse seine) dan hasil tangkapannya.
3.
Untuk mengetahui lokasi tempat nelayan
menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin (Purse seine).
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pukat Cincin (Purse Seine)
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan
tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring. Dengan
adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan
mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran sangat besar
dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal
pembantu.
Purse seine biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring
tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga
disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah)
dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring
sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan
untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan
laut.
B. Deskripsi Alat Tangkap
Satu unit purse seine
terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder, dsb).
Bagian-bagian purse seine:
1.
Kantong (bag, bunt)
2.
Badan jaring
3.
Tepi jaring
4.
Pelampung (float)
5.
Tali pelampung (float
line)
6.
Sayap (wing)
7.
Pemberat (sinker, lead)
8.
Tali penarik (purse line)
9.
Tali cincin (purs ring)
10. Selvage (srampatan)
C.
Prospektif Pukat
Cincin (Purse seine)
Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha
penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah
penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan
penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan
lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi
penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama
jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan
lain-lain). Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1. Karakteristik
Dengan menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi
lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk
mengumpulkan ikan pada one boat
sistem. Dengan one boat sistem
memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi
lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari
gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien
jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik
jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan lain-lain akan menjadi lebih mudah.
2. Bahan dan Spesifikasinya
a. Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum
mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang
jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1) Jaring utama, bahan nilon
2) Jaring sayap, bahan dari nilon
3) Jaring kantong
Srampatan
(Selvedge), dipasang pada bagian pinggiran
jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama
pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali
temali. Srampatan (Selvedge) dipasang pada bagian atas,
bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12,
#1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
b. Tali temali
1)
tali pelampung.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
2) tali ris atas.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang
420m.
3) tali ris bawah.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang
450m.
4) tali pemberat.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
5) tali kolor bahan.
Bahan kuralon Ø 26mm, panjang
500m.
6) tali slambar
bahan PE Ø 27mm, panjang bagian
kanan 38m dan kiri 15m
c. Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan
yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan
kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah.
Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian
pinggir.
d. Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang
pada tali pemberat.
e. Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter
lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang
panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali
kolor (purse line).
f. Konstruksi
Menurut Sadhori
(1985), purse seine di bedakan berdasarkan empat bagian besar yaitu
:
1)
Berdasarkan
bentuk jaring utama
a)
Persegi
atau segi empat
Gambar
1. Purse Seine segi empat
b)
Trapesium
atau potongan
Gambar
2. Purse Seine trapesium
c)
Lekuk.
Gambar
3. Purse Seine lekuk
2)
Berdasarkan
jumlah kapal yang di gunakan pada waktu operasi
a)
Tipe
satu kapal (one boat system); dan
Gambar
4. Purse Seine tipe satu kapal
b)
Tipe
dua kapal (two boat system).
Gambar
5. Purse Seine tipe dua kapal
3)
Berdasarkan
spesies ikan yang menjadi tujuan penangkapan
a.
Purse seine tuna
b.
Purse seine layang
c.
Purse seine kembung, dan lain sebagainya
4)
Berdasarkan
waktu operasi yang dilakukan
a.
Purse
seine siang hari, dan
b.
Purse
seine malam hari.
D.
Teknik Pengoperasian Pukat Cincin (Purse Seine)
Menurut Ayodhyoa (1981) prinsip penangkapan dengan purse seine adalah
melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring
dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan akhirnya
terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup
gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.
Ada beberapa tahap dalam kegiatan penangkapan ikan dengan purse seine,
yaitu (1) menemukan kawanan ikan terlebih dahulu, (2) menentukan / mendeteksi
kuantitas kawanan ikan (3) menentukan faktor-faktor oseanografi seperti
kekuatan, kecepatan dan arah angin maupun arus, serta menentukan arah dan
kecepatan kawanan ikan, (4) melakukan penangkapan yaitu dengan melingkarkan
jaring dan menarik purse line dengan cepat supaya kawanan ikan tidak dapat
meloloskan diri dari arah vertikal maupun horizontal, dan (5) jaring diangkat
dan ikan dipindahkan dari bagian bunt ke palka dengan scoop net. Ikan-ikan
palagis kecil yang merupakan tujuan penangkapan purse seine adalah suka
bergerombol diantara jenis ikan itu sendiri maupun bersama-sama dengan jenis
ikan lainnya dan tertarik pada cahaya maupun benda
terapung. Oleh sebab itu jika ikan belum terkumpul pada
suatu catchable area atau jika ikan berada di luar area tangkapan jaring maka
dapat diusahakan ikan datang dan berkumpul menggunakan cahaya dan rumpon
(ayodhyoa, 1981).
E. Hasil Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari
purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti
ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan
permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal
itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat
mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah
jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan
dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang
dipergunakan.Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah
Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger
spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-lain.
F. Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai
berikut :
1.
Aspring layer of water temperature adalah areal
permukaan dari laut
2.
Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area
permukaan air
3.
Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa /
Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai
Selatan (Cilacap, Prigi, dan
lain-lain).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Purse
seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan
tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring.
Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi
terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran
sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal.
2.
Tehnik yang dilakukan dalam pengoprasian alat
tangkap pukat cincin (purse seine) adalah yang pertama menemukan gerombolan
ikan, menentukan kuantitas kumpulan ikan, menentukan faktor-faktor oseanografi,
melakukan penangkapan dengan
melingkarkan jaring dan menarik dengan cepat dan jaring diangkat dan ikan
dipindahkan.
3.
Hasil tangkapan dengan menggunakan alat
tangkap purse seine adalah ikan-ikan pelagic seperti ikan laying, ikan kembung,
ikan lemuru dan lain-lain.
4.
Daerah penangkapan yang dapat tercapai yaitu
pantai utara Jawa dan pantai Selatan.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam penulisan makalah ini yaitu sebaiknya
mahasiswa lebih banyak mencari informasi tentang jenis-jenis alat tangkap dan
tehnik pengoprasiannya agar dapat mengaplikasikan di lapangan.
Mohon ijin. Sebaiknya dicantumkan lagi cara perawatan dan perbaikan alat tangkapnya👍 good luck.
ReplyDelete